Mengenal Diri Mengenal Allah-Al-Fatehah, Solat & Pecahan Diri
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
AL–FATEHAH>> Adapun yang dinamakan : FAHAM AL-FATIHAH, itu sebagai berikut:
- ALHAMDULILLAH: Ertinya, Ya Muhammad, sembahyangmu itu aku jua memuji diriku.
- RABBIL–ALAMIN: Ertinya, Ya Muhammad, aku tahu zahir bathinmu.
- ARRAHMANIRRAHIM: Ertinya, Ya Muhammad, yang membaca fatehah itu, aku jua memuji diriku.
- MALIKIYYAUMIDDIN : Ertinya, Ya Muhammad, engkau jua ganti pekerjaanku, kerana engkau tiada lain Aku.
- IYAKANA’BUDU WAIYYA–KANASTA‘IN: Ertinya, Ya Muhammad, tiada yang sembahyang hanya aku dan yang ghaib Aku jua.
- IHDINASSYIRATAL : Ertinya, Ya Muhammad, tiada yang mengetahui akan daku
- MUSTAQIM: hanya engkau jua.
- SYIRATALLAZINAAN’AMTA‘ALAIHIM : Ertinya, Ya Muhammad, sesungguhnya keranamu sekalian yang ada.
- GHAIRILMAGDHUBI’ALAIHIM: Ertinya, Ya Muhammad, tiada aku marah Aku kasih padamu dan Sekalian umatmu. Aku mengatakan Rahsiaku padamu, dan engkau Katakan rahsiamu pada sekalian umatmu.
- WALADHOLLIN : Ertinya, Ya Muhammad, jika tiada engkau kekasihku, maka tiada RahsiaKU sekaliannya padamu.
- AMIN : Ertinya, Ya Muhammad, engkau ganti Rahsiaku, Allah nama bagi zat Tuhan yang qadim
DINDING ASAL DIRI>> Adapun yang dinamakan “Dinding Asal Diri” itu adalah seperti disebut dibawah ini :
AKU ALIF ALLAH. MASUKKU KEPADA LAM DJALALLAH. LENYAPKU DI GHOIRULLAH. HILANGKU KEPADA LA ILAHA ILLALLAH MUHAMMADARRASULULLAH.
———
———
- Perpindahan kedudukan nyawa pada waktu SUBUH —berada di SULBI, Nabinya ADAM, Warnanya PUTIH.
- ZOHOR —berada di PUSAT,Nabinya IBRAHIM, warnanya KUNING.
- ASAR —berada di JANTUNG,Nabinya YUSUF, warna MERAH.
- MAGHRIB —berada di DADA,Nabinya ISA warnanya BIRU.
- ISYA‘ —berada di OTAK, Nabinya MUSA Warnanya HITAM.
UNTUK DIBACA SEBELUM TAKBIRATUL IHRAM SEBELUM MEMBACA DOA PERTAMA:
“BAITULLAH, HU ALLAH, HU BAINA ALLAH, RAHSIA ALLAH”.
“BAITULLAH, HU ALLAH, HU BAINA ALLAH, RAHSIA ALLAH”.
Caranya:
- Ketika kita hendak mengangkat TAKBIRATULIHRAM, tarik nafas dengan HU, hakikat kita AKU masuk kedalam.
- Tatkala kita mengangkat TAKBIR ingat ZAT – ALIF
- Tatkala kita RUKU’ ingat SIFAT – SIFAT
- Tatkala kita I’TIDAL ingat akan ASMA’ – LAM
- Tatkala kita SUJUD ingat akan AF’AL – HA
Sampai salam jangan lupa ;
- ZAT – ALIF (LA)
- SIFAT – LAM (ILAHA)
- ASMA’ – LAM (ILLA)
- AF’AL – HA (ALLAH)
Adapun ALIF itu ibarat SIFAT ALLAH, menjadi Rahsia kepada MUHAMMAD, menjadi CAHAYA kepada kita.
Adapun LAM AWAL itu ibarat SIFAT ALLAH, menjadi RUPA kepada MUHAMMAD, menjadi CAHAYANYA kepada kita.
Adapun LAM AKHIR itu ibarat ASMA’ ALLAH, menjadi ILMU kepada MUHAMMAD, menjadi IMAN kepada kita.
Adapun HA itu ibarat AF’AL ALLAH, menjadi KELAKUAN kepada MUHAMMAD, menjadi HATI kepada kita. Maka HU itu AKULAH ALLAH.
Leburnya MUHAMMAD kepada ALLAH. LA itu AKULAH Raja Dunia dan Akhirat.
- ZAT – MA’RIFAT—Adapun ZATnya nyata kepada MA’RIFAT
- SIFAT – HAKIKAT—Adapun SIFATnya nyata kepada HAKIKAT
- ASMA’ – THARIKAT—Adapun ASMA’nya nyata kepada THARIKAT
- AFA’AL – SYARI‘AT—Adapun AFA’ALnya nyata kepada SYARI’AT
- —Adapun SYARI’AT nyata kepada kelakuan TUBUH INSAN.
- —Adapun THARIKAT nyata kepada kelakuan HATI INSAN.
- —Adapun HAKIKAT nyata kepada kelakuan NYAWA INSAN.
- —Adapun MA’RIFAT nyata kepada kelakuan FU’AD INSAN.
Inilah rupa yang 4 perkara ini, jangan tidak diketahui risalah tersebut dibawah ini.
- Zat – Ma’rifat – Rahsia – MIM
- Sifat – Hakikat – Nyawa – HA
- Asma’ – Tharikat – Hati – MIM
- Afa’al – Syari’at – Tubuh – DAL
Adapun asal tubuh ( lembaga ) terdiri dari 4 ( empat ) nasar ialah :
- TANAH
- AIR
- ANGIN
- API
Kesemuanya ini daripada NUR MUHAMMAD (Muhammad Al–qur’an).
Adapun asal kejadian diri terdiri dari 3 perkara :
- BAPA – Urat Besar – Urat Kecil – Tulang – Otak
- IBU – Rambut – Kulit – Daging – Darah
- TUHAN – Pengelihatan – Pendengaran – Rasa – Penciuman – Nyawa
Ketiga perkara ini jumlahnya 13 ( tigabelas ) dan ini terhimpun dalam rukun 13 ( tigabelas – Rukun Sembahyang -Hadist).
AL-FATEHAH PADA DIRI
- Bismillah – Kepala kita.
- Arrahman – Mata kita.
- Arrahim – Antara kedua mata kita.
- Alhamdulillah – Muka kita.
- Rabbil’alamin – Telinga kanan kita.
- Arrahman – Telinga kiri kita.
- Arrahim – Tangan kanan dan kiri.
- Malikiyyaumiddin – Belakang kita.
- Iyyakana’budu – Kulipak ( kulit ) kita.
- Waiyyakanasta’in – Dada kita.
- Ihdinasyiratal mustaqim – Urat lidah kita.
- Syiratllazina an’amta‘alaihim – Pusat kita.
- Ghoirilmagdhu bialaihim – Empedu kita, (Hati kita).
- Waladdallin – Hati kura ( paru – paru ) kita.
- Amin – Jantung kita.
_________________________________
PECAHAN PADA YANG EMPAT
- SYARI’AT – syariat tubuh – Afa’al Allah – Diri Terperiksa – Syariat – Ilmu Yakin
- THARIKAT – Tharikat Hati – Asma Allah – Diri Terperi – Tharikat Ainul Yakin
- HAKIKAT – Hakikat Roh – Diri Tajalli – Hakikat Hakkul Yakin
- MA’RIFAT – Rahsia Zat Allah – Diri Tajalli – Ma’rifat – Kamalul Yakin
________________________________
PECAHAN LAILAHA ILLA ALLAH LAILAHAILLALLAH
- LA: Jasmani, yakni syari’at tubuh (Syari’at itu perbuatan – Jalla).
- ILAHA: Rohani, yakni tharikat hati (Tharikat itu kataku – Jamal).
- ILLA: Hakikat nyawa ( Hakikat itu kediamanku – Qahar ).
- ALLAH: Ma’rifat atau rahsia (Ma’rifat itu rahasiaku – Kamal).
- LA: Menjadi ALHAMDU atau ZAT Hayat.
____________________________
Apabila kita hendak mancari/mengenal diri, maka hendaknya terlebih dahulu kita ketahui/kita kenal akan RAHSIA NUR MUHAMMAD kerana rahsia Nur Muhammad itulah sebenar-benar diri.
RAHSIA NUR MUHAMMAD>> Adapun yang bernama diri itu terbahagi 2 (dua) bahagian, pertama diri yang lahir, kedua diri yang batin. Adapun yang lahir berasal daripada ANAMIR ADAM yakni 4 (empat) perkara: API —ANGIN—AIR—BUMI
Adapun API itu terbit daripada yang batin berhuruf ALIF, bernama ZAT, menjadi RAHSIA, hurufnya DARAH pada kita.
Adapun ANGIN itu terbit daripada yang batin berhuruf LAM AWAL, bernama SIFAT menjadi NYAWA, hurufnya NAFAS pada kita.
Adapun AIR itu terbit daripada yang batin berhuruf LAM AKHIR, bernama ASMA’ menjadi HATI, hurufnya MANI pada kita.
Adapun BUMI itu terbit daripada yang batin berhuruf HA, bernama AFA’AL menjadi KELAKUAN, hurufnya TUBUH pada kita.
Jadi jika demikian Diri kita yang zahir itu terbit daripada bayang-bayang diri kita yang batin jua, yang berhuruf atau berkalimah ALLAH, dan jangan kiranya kita syak dan waham lagi. Kemudian daripada itu hendaklah kita fikirkan pula diri kita yang sudah berhuruf atau berkalimat ALLAH itu, bagaimana hendaknya supaya jangan sampai tersalah sangka. Kemudian sesudah kita ketahui diri yang zahir itu, hendaknya kita ketahui pula diri yang batin, siapa dan yang mana. Kerana diri yang batin itulah yang mengenal Tuhannya, seperti sabda Nabi Muhammad “MAN ARAFANAFSAHUFAQOD ARAFA RABBAHU”: (Ertinya, barang siapa yang mengenal akan dirinya, maka kenal akan Tuhannya).
Tetapi sebelum kita mengenal diri yang batin, maka hendaknya lebih dahulu diri kita yang zahir itu, yang berwujud nama ALLAH itu. Kita matikan sebelum daripada mati, seperti firman Allah didalam Qur’an ; “ANTAL MAUTUQOBBAL MAUTU” (Ertinya engkau matikan dirimu sebelum kamu mati). Maka jikalau sudah kita matikan diri kita yang zahir, barulah nyata diri kita yang batin, yang bernama sebenar-benarnya diri. Adapun mematikan diri yang berhuruf atau berkalimah nama Allah itu demikian caranya : pertama manafikan hurufnya ALIF–LAM–LAM–HA.
- ALIF – ALLAHUSSAMAWATUWAL ARD.
- LAM – LILLAHISSAMAWATIWAL ARD.
- LAM – LAHULMULQUSSAMAWATIWAL ARD.
- HA – HUWAL AWALU WAL AKHIRU WAL ZAHIRU WAL BATINU.
Jadi kalau diri kita yang zahir itu nyata sudah FANA’, ertinya berkali-kali tiada mempunyai apa lagi, seperti kata lafaz :
“ MIN ADAMIN ILLA UJUDINWAMINUJUDINILLA ADAMIN “ (Ertinya: Daripada tiada menjadi ada dan daripada ada kembali kepada tiada).
Jadi maksudnya kita ini ( diri kita yang zahir ini ) sudah fana’ kepada diri yang batin, ertinya yang zahir ini sehelai rambutpun tiada mempunyai apa-apa lagi, dan tiada boleh dikatakan ada lagi. Pada ILMUnya hanya diri yang batin jua, ialah yang bernama MUHAMMAD. Seperti firman Allah didalam hadist qudsi : “CHALAQAL ASYIALIAZLIKA WAHAOTUHALILAZLI“, (Ertinya ; Kujadikan engkau keranaku ya Muhammad). Jadi jelaslah bahawa yang bernama MUHAMMAD itulah sebenar-benarnya diri yang batin, dan hendaknya janganlah kita syak dan waham lagi, kerana MUHAMMAD itulah yang ada mempunyai TUBUH, HATI, NYAWA, dan RAHSIA.
- Adapun TUBUH MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM IHSAN yakni SYARIAT.
- Adapun HATI MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM JITSIH yakni THARIKAT.
- Adapun NYAWA MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM MISAL yakni HAKIKAT.
- Adapun RAHSIA MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM ROH yakni MA’RIFAT.
Maka sesudah demikian itu hendaklah MUHAMMAD itu pula yang mengenal TUHANNYA, tetapi belum lagi MUHAMMAD boleh mengenal Tuhannya, jika belum lagi fana’ TUBUHNYA, HATINYA, NYAWANYA, RAHSIANYA, ZATNYA, SIFATNYA, ASMA’NYA dan AFA’ALNYA. Seperti firman Allah didalam Qur’an :
“QUL HUALLAHU AHAD” (Ertinya ; Katakan olehmu Ya Muhammad, bahawasanya Allah Ta’ala ESA). ESA pada ZATNYA, ESA pada SIFATNYA, ESA pada ASMA’NYA, dan ESA pada AFA’ALNYA.
Dan lagi firman Allah didalam Al – Qur’an :
“ WATAWAKKAL ALAL HAYYILLAZILAYAMUTU “ (Ertinya, serahkan dirimu Ya Muhammad kepada Tuhanmu yang hidup dan tiada mati).
Maka keterangan MUHAMMAD meng-Esakan dan menyerahkan diri kepada Allah seperti tersebut dibawah ini, dan jangan syak dan waham lagi pada perkataan ini.
- Adapun BATIN MUHAMMAD, ZAT kepada Allah, RAHSIA kepada hamba.
- Adapun AWAL MUHAMMAD, SIFAT kepada Allah, NYAWA kepada hamba.
- Adapun AKHIR MUHAMMAD, ASMA’ kepada Allah, HATI kepada hamba.
- Adapun ZAHIR MUHAMMAD, AFA’AL kepada Allah, TUBUH kepada hamba.
- Adapun yang disebut / dinamakan HAMBA itu tiada lain ialah MUHAMMAD jua dan jangan disangka bahawa yang disebut HAMBA itu KITA, itu salah kerana kita ini pada ilmunya sudah tidak ada lagi.
Jadi RAHASIA, NYAWA, HATI dan TUBUH MUHAMMAD itupun tiada jua kerana tubuh fana’ kepada Zatnya, Sifatnya, Asmanya, Afa’alnya, yakni Allah jua, seperti firman Allah “HUWAL AWWALU WAL AHIRU, WAL ZAHIRU WAL BATHINU”(Ertinya ia jua Tuhan yang awal, tiada baginya berpermulaan dan ia jua akhir yang tiada baginya berkesudahan dan ia jua yang Zahir serta ia jua yang Batin).
Jadi Muhammad itu hanya sekadar nama jua. Adapun keterangan yang lebih jelas lagi yang lebih menentukan bahawasanya itu tiada mempunyai sesuatu melainkan hanya sekadar nama jua, adalah seperti tersebut dibawah ini :
Seperti yang dikatakan RAHSIA MUHAMMAD itu, yang sebenar-benarnya tiada lain daripada kezahiran Lima SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah “Qala” iaitu ; “WUJUD, QIDAM, BAQA’, MUKHALAFATUHULILHAWADDIS, QIYAMUHU TA’ALA BINAFSIH”.
Adapun yang dikatakan NYAWA MUHAMMAD itu, yang sebenar-benarnya tiada lain daripada kezahiran Enam SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah “ILAHA” iaitu ; SAMA’, BASAR, QALAM, SA’MI’UN, BASHIRUN, MUTAKALLIMUN.
Adapun yang dikatakan NYAWA MUHAMMAD itu, yang sebenar-benarnya tiada lain daripada kezahiran Enam SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah “ILAHA” iaitu ; SAMA’, BASAR, QALAM, SA’MI’UN, BASHIRUN, MUTAKALLIMUN.
Adapun yang dikatakan HATI MUHAMMAD itu, yang sebenar-benarnya tiada lain daripada kezahiran Empat SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah “ILLA” iaitu ; QUDRAT, IRADAT, ILMU, HAYAT.
Adapun yang dikatakan TUBUH MUHAMMAD itu, yang sebenar-benarnya tiada lain daripada kezahiran Lima SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah “ALLAH” iaitu ; QADIRUN, MURIDUN, ALIMUN, RAJA’UN, WAHDANIAT.
Jadi yang bernama MUHAMMAD itu sebenar-benarnya adalah SIFAT TUHAN jua, iaitu SIFAT KEBESARAN, KEELOKAN dan KESEMPURNAAN, ialah yang dinamakan KALIMAH TAUHID yang mulia yaitu LAILAHAILLALLAH ertinya tiada yang terdahulu hai MUHAMMAD dan tiada yang terkemudian Ya MUHAMMAD.
Kemudian daripada itu hendaklah diketahui pula maksudnya Kalimah yang mulia itu supaya jangan syak dan waham lagi pada pengetahuan TAUHID dan MA’RIFAT.
Adapun kalimah LA ILAHA ILLA ALLAH itu terbagi dua bahagian :
- LA ILAHA.
- ILLA ALLAH.
Adapun LA ILAHA ialah SIFAT KEKAYAAN yang tiada kekurangannya, iaitu Allah Ta’ala. Dan ILLA ALLAH itu ialah SIFAT KEKURANGAN yang masih berkehendak, iaitu Muhammad.
Kemudian hendaklah diketahui pula yang bernama MUHAMMAD itu apa oleh ALLAH TA’ALA dan yang bernama ALLAH TA’ALA itu apa oleh MUHAMMAD supaya benar-benar mampu menjadi TAUHID pada Kalimah yang mulia ini. Adapun MUHAMMAD ITU HAMBA. Ertinya, Rahsianya oleh Allah Ta’ala, kerana Allah itu adalah nama bagi ZAT yang wajibul wujud dan mutlak, yakni BATIN MUHAMMAD.
TA’ALA itu adalah nama bagi SIFAT, yakni ZAHIR MUHAMMAD. Jadi ZAHIR dan BATIN MUHAMMAD itulah yang bernama ALLAH TA’ALA. Dengan demikian maka patutlah kalimah yang mulia itu dinamakan Kalimah Tauhid ertinya Kalimah ESA. Iaitu : LAILAHAILLALLAH
Maka pada kalimah yang mulia inilah pertemuan HAMBA dengan TUHANNYA. Lagi pula kalimah yang mulia ini diumpamakan sebesar-besar tempar perhimpunan segala RAHSIA, segala ROH, segala NYAWA, segala ILMU dan segala ISINYA, segala ISLAM, segala IMAN, segala TAUHID dan MA’RIFAT, yang kesemuanya terhimpun didalam kalimah yang mulia ini.
Dan hendaklah diamalkan supaya mahir, seperti : “JAUMUN RASA JAUMUL MESRA”. Ertinya, Mesrakan pada siang dan malam yang terutama sekali didalam atau diwaktu sembahyang Lima Waktu. Kerana diwaktu itulah Tuhan menurunkan petunjuk yang dinamakan WAHYU (bagi para Nabi-Nabi dan Rasul-Rasulnya atau yang dinamakan ILHAM untuk manusia biasa seperti kita). Dan jikalau kita sudah faham betul maksud bicaranya tentulah kita gemar dan rajin mengamalkan Kalimah yang mulia ini. Kerana sudah tahu betul dan terang betul bahawasanya kita ini tiada mempunyai sesuatu.
Jadi tiada boleh lagi dikatakan yang berkata-kata ini kita, kerana apabila dikatakan yang berkata-kata ini adalah kita, bermakna Tuhan fana’ kepada kita bukan kita fana’ kepada Tuhan. Maka yang demikian ini mustahil dan yang sebenar-benarnya kita jua yang fana’ kepada Tuhan (ALLAH).
__________________________________
NIAT>> Rupa niat Kanitah itu ialah niat dalam hati serta selamanya daripada takbirnya menyusun lafaz serta maknanya dan niat Tawasijah itu membagikan niat itu daripada suku-suku takbir daripada asal hingga Allahu akbar. Itulah niat yang batal keduanya.
Adapun niat Arifiyah itu ialah menghadirkan. Ialah yang pertama-tama sembahyang dengan Qasat, tha’arat, tha’ain. Terdahulu sedikit daripada Takbir, maka dimulai niat itu daripada Allahu dan disudahi dengan Akbar. Jangan terdahulu dan terkemudian.
Adapun niat Kamaliyah itu ialah masuk ia pada niat Arifiyah jua, kerana niat Arifiyah itu 3 (tiga) darjat didalamnya iaitu :
- DUNI, ertinya segala yang wajib pada syara’ dikerjakan memadai akan dia.
- WASTA’I, ertinya yang sempurna.
- QAAWI, ertinya terlebih sempurna daripada yang amat sempurna, iaitu niat Nabi-Nabi dan Wali-Wali yang memakainya.