Kitab Babul Haq Dua Kalimah Syahadat
DUA KALIMAH SYAHADAT
Dua kalimah syahadat itu ada dua bagian : pertama yang disebut syahadat tauhid, kedua syahadat rasul. Dua kalimah syahadah itu kita sudah maklum yang artinya menurut logat umum ialah “aku naik saksi tiada tuhan melainkan allah, Dan aku naik saksi bahwasannya Muhammad itu utusan Allah”.
Maksudnya ialah : yang dinamakan tuhan itu ialah kenyataan adanya hidup kita pribadi. Sebab sebenar-benarnya yang kita sebut itu tidak ada. Itulah disebut tiada tuhan itu menetapkan hanya hidup kita pribadi. Sebab yang menyebut itu juga yang menyebut atau yang menyaksikan itu juga yang disaksikan. Berdasarkan dalil al-Qur’an dan al-Hadist: al-insanu sari wa ana sirrohu. Artinya : “insan itu rahasiaku dan akupun rahasianya“. Dan lagi firmannya : al-insan sirri wa ana sirri sifatin wa sifatun ligoirih, artinya : “insan itu rahasiaku, rahasiaku itu sifatku, dan sifatku itu tiada lain daripada aku jua“. Jadi nyatalah kepada kita bahwa allah, Muhammad, adam (insan) adalah satu. Insan kamil pun allah jua. Adam dan Muhammad pun pada hakikatnya. Jadi pada hakikatnya manusia ini adalah tuhan (dalam rahasia) atau rahasia dalam ketuhanan.
Johiro abdi bathinu abdi artinya : pemeliharaan tuhan pada bathin tuhannya yakni kepada ilmu hakikat kenyataannya, adanya tiadanya dan Esanya huwal awwalu wal ahiru wadjohiro wal bathinu wahuwa ala kulli sya’in qadir. Dia yang awal dia yang akhir, dia yang zohir dia yang batin. Adapun yang dinamakan Muhammad itu bukannya Muhammad yang di Madinah. Tetapi yang sebenarnya ialah cahaya kita pribadi. Itulah sebabnya diakui utusan, sebab cahaya kita itu pertandanya tuhan. Masalahnya adalah begini : apabila kita benar-benar sampai kepada tuhan, utusan tuhan keluar dari diri kita : bahwa utusan tuhan itu mendatangkan apa ciptamu, maka barang siapa percaya mendapat kasih ampunan tuhan. Apabila sudah menerima petunjuk yang demikian itu, harap hati-hati dan waspadalah didalam hati. Yang hidup kita pribadi itulah adanya nugraha dan anugrah. Artinya : nugraha itu tuhan dan anugrah itu hamba. Sebab usaha senyawa didalam badan pribadi. Janganlah syak dan ragu lagi. Artinya : aku adalah suatu perbendaharaan yang tersembunyi, aku ingin dikenal, maka kujadikan makhluk, supaya mereka mengenal aku dengan aku. Maka disinilah kita membuatkan cita-cita yaitu : yang disebut jam-ul himmahdan ada lagi sebuah hadist yang berbunyi: Mal’lam yazuq lam yarif, artinya: “barang siapa belum pernah merasai, maka belumlah ia akan tahu“, dan lagi sebuah hadist yang berbunyi : Mal-lam bizuq lam yadir, artinya : barang siapa tiada merasai niscaya tiadalah ia mendapat dan tiada beroleh maqam arifinbillah, jadi dalam tingkat ini siapa tiada merasai dengan rasanya niscaya ia bergemilang dalam dosa durhaka kepada tuhan dan kepada rasulullah s.a.w., sekarang baiklah hamba teruskan kepada membicarkan tentang Hulul. Hulul artinya : yaitu ketuhanan atau lahu menjelma kedalam diri insan atau nasud. Nur Muhammad sebagai asal usul segala kejadian amal perbuatan dan ilmu pengetahuan dan dengan perantaraanya seluruhnya alam ini dijadikan. Bila batin seorang insan telah suci di dalam menempuh perjalanan dalam hidup kebathinan, niscaya akan naiklah tingkat hidupnya itu dari satu makam ke makam yang lainnya yaitu yang dmulai makam yang paling bawah sampai ke makam yang paling atas yaitu makam Mukarrabin. Mukarrabin artinya: orang yang paling dekat kepada tuhan di atas daripada makam mukarrabin itu tibalah di puncak sehingga bersatu dengan tuhan (tunggal dalam rahasia) maka tidak dapat lagi dibedakan atau dipisahkan diantara asyik dengan ma’syuknya. Dan apabila ketuhanan itu telah menjelma atau tjih di badan dirinya maka tidaklah lagi kehendaknya yang sabda Rasulullah saw.
Sabda nabi: yang aku khawatirkan terhadap umatku, ialah kelemahan dalam iman keyakinan. Kalau lemah dalam ibadah lahir dapat diperbaiki dengan kesabaran. Kelemahan iman keyakinan bisa membawa lenyapnya semua amal yang lalu/yang sekarang dan yang akan datang maka dari pada itu ma’rifatlah lain tidak. Sebab ma’rifat itu adalah puncak segala amal, dan puncak segala kebahagiaan dunia dan akhirat, puncak rasa menikmati ridhanya. Jadi kesempatan adalah sorga karena adanya ma’rifat dan neraka itu karena terhijap artinya ; tidak kenal kepada Allah, dan tidak melihat allah dalam apa yang ia lihat.
__________Ciri-ciri nas seorang arif >> Suatu tanda/ciri nas dari orang yang lulus dalam perjuangan mereka selalu menyerah kepada allah sejak awal perjuangannya mereka ridho kepada allah dan berbuat menurut kehendak allah.
- Pertama : syua’aa’ul basyirah : cahaya akal
- Kedua : ainal basyirah : cahaya ilmu
- Ketiga : haqqul basyirah : cahaya ilahi
__________Keterangan-keterangan >> Orang yang sampai kepada cahaya akal yakni : allah selalu meliputi dirinya dan mengurung mereka lahir dan bathin, artinya : ia yang meliputi dan ia yang meliputi, ia yang mengurung dan ia yang dikurung. Orang yang sampai kepada cahaya ilmu, yakni : allah selalu bersamanya dimana saja ia berada. Ia merasa dirinya tidak ada lagi jika dibanding dengan adanya allah : artinya adanya adalah adanya allah, dan tiadanya adalah tiada makhluk. Karena pada hakikatnya makhluk ini fana kepada / kedalam allah (fana zahir dan bathin, lahir bathin). Inilah disebut seorang arifbillah. Karena ahli hakikat itu hanya melihat kepada allah saja walaupun matanya terbelalak melihat alam. Orang seperti itu bukanlah tidak melihat kepada sesuatu disampingnya karena itu tidaklah berdiri sendiri-sendiri. Maka tidaklah lagi kehendaknya yang berlaku, melainkan kehendak Allah ta’ala jua. Apabila ruh allah telah meliputi akan isa anak mariyam, demikian pula kita ini pada hakikatnya tiada berbeda-beda dengan isa a.s. Jadi apabila siapapun mampu memfanakan dirinya ke dalam tuhan yaitu dengan pensucian ruh. Maka pada waktu itu ruh Allah masuk ke dalam badan insan maka dikala itu perbuatan dan iradat insani tadi menjadi perbuatan dan iradat tuhan. Tegasnya insan ain allah dan allah ain insan. Jadi pada hakikatnya manusia itu adalah tuhan tuhan dalam rahasia. Sebab insan jadi daripada zatnya jua (rahasia). Tuhan menurut bentuk dan surahnya sendiri. Itulah sebabnya maka tuhan menindahkan kepada malaikat supaya sujud kepada adam (manusia). Ini adalah bukti yata dalam al-Qur’an. Tuhan itu menjelama atau tajli kepada insan yang telah sanggup memfanakan dirinya kedalam tuhan, sehingga mendapat baqa didalamnya, fana kedalam tuhan dan baqa dalam tuhan. Cinta kedalam tuhan adalah kecintaan tuhan.
Sekarang kita lanjutkan pula kepada membicarakan tentang hakikat. Perkataan hakikat berpokok dari kata al-haqqu (sebenarnya) kemudian pindah menjadi muhaqqa(nyata kebenarannya). Sudah itu pindah menjadi ta haqio (benar tak salah lagi). Akhirnya menjadi hakikat (zat dari al-haqqu). Jadi yang disebut hakikat dalam mutunya yang luhur itu ialah bebas lepas dari segala pengaruh berkuasa sendiri dan tidak satu misalpun di pendapat untuk dicontohnya. Hakikat yang kuhur itu hanya dapat dilihat oleh ilmu, ruh dan perasaan (ZAUQ). Sekarang kita dalami lagi tentang mengenal hakikat. Kata-kata hakikat tadi berpokok dari pada al–haqqu. Al–haqqu itulah yang memberikan nur cahaya dan aulia yang menjadikan segala yang ujud (segala yang ada) dialah yang Menjadikan segala yang ujud (segala yang ada). Dialah yang menjadikan alam seluruhnya. Didalam alam itulah terletak sinar yang membukakan rahasia dari al-haqqu. Dengan kata lain al-haqqu itu ialah : Allah ta’ala. Jadi apabila manusia berangsur-angsur mengetahui dan mengenal al-haqqu itu. Maka akhirnya al-haqqu itu pulalah yang menjadi buah kehidupan manusia itu. Demikianlah keterangan tentang mengenal Hakikat.