TATA CARA ZIKIR TAREKAT NAQSYABANDIYAH
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Oleh
Saepulrohman
Tarekat Naqsandiyah, seperti juga tarekat yang lainnya mempunyai tata cara ritual tersendiri, sebagai berikut:
1.
Husy dar dam , “sadar diwaktu bernafas” suatu latihan dimana seseorang
harus menjaga diri dari kekhilafan dan kealpaan ketika keluar masuk
nafas, supaya hati selalu merasakan kehadiran Allah. Hal ini dikeranakan
setiap keluar masuk nafas yang hadir beserta Allah, memberikan kekuatan
spiritual dan membawa orang lebih dekat kepada Allah. karena kalau
orang lupa dan kurang perhatian berarti kematian spiritual dan
mengakibatkan orang akan jauh dari Allah.
2.
Nazar bar qadam, “menjaga langkah” seorang murid yang sedang menjalani
khalwat suluk , bila berjalan harus menundukkan kepala, melihat ke arah
kaki dan apabila duduk, tidak memandang ke kiri atau ke kanan. Sebab
memandang kepada keaneka ragaman ukiran dan warna dapat melalaikan orang
lain dari mengingat Allah, selain itu juga supaya tujuan-tujuan yang
(rohaninya) tidak dikacaukan oleh segala hal yang berada di
sekelilingnya yang tidak relevan.
3.
Safar dar wathan , “ melakukan perjalanannya di tanah kelahiran”,
maknanya adalah melakukan perjalanan batin dengan meninggalkan segala
bentuk ketidaksempurnaannya sebagai manusia menuju kesadaran akibat
hakikatnya sebagai makhluk yang mulia. Atau maknanya adalah berpindah
dari sifat-sifat manusia yang rendah kepada sifat-sifat malaikat yang
terpuji.
4.
Khalwat dar anjuman,” sepi di tengah keramaian”, khalwat bermakna
menyepinya seorang murid, sementara anjuman dapat berarti perkumpulan
tertentu. Berkhalwat terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a). Khalwat lahir, yaitu orang yang bersuluk mengasingkan diri ke sebuah tempat tersisih dari masyarakat.
b). Khalwat batin, yaitu mata hati menyaksikan rahasia kebesaran Allah dalam pergaulan sesame makhluk.
5.
Yad krad, ”ingat atau menyebut” ialah berzikir terus-menerus mengingat
Allah, baik zikir ism al-zat (menyebut Allah), maupun zikir naïf itsbat
(menyebut La ilaha Illa Allah ). bagi kaum Naqsabandiyah zikir itu tidak
terbatas dilakukan secara berjamaah ataupun sendirian sesudah shalat,
tetapi terus-menerus supaya di dalam hati bersemayam kesadaran akan
Allah yang permanen.
6.
Baz Ghust, “ kembali “, memperbaharui”. Hal ini dilakukan untuk
mengendalikan hati agar tidak condong kepada hal-hal yang menyimpang.
Sesudah menghela nafas, orang yang berzikir itu kembali bermunajat
dengan mengucapkan kalimat yang mulia ilahi anta maqshudi wa ridhaka
mathlubi. ( ya tuhanku, engkaulah tempatku memohon dan keridhaanMu lah
yang ku harapkan). Sewaktu mengucapkan zikir, makna dari kalimat ini
harus selalu berada di hati seseorang, untuk mengarahkan perasaannya
yang paling halus kepada Allah semata.
7.
Nigah Dasyt, ” waspada”. Ialah setiap murid harus menjaga hati,
pikiran, dan perasaan dari sesuatu walapun sekejap seketika melakukan
zikir tauhid. Hal ini bertujuan untuk mencegah agar pikiran dan perasaan
tidak menyimpang dari kesadaran yang tetap akan Tuhan, dan untuk
memelihara pikiran dari perilaku agar sesuai dengan makna zikir
tersebut.
8.
Yad dasyt, ”mengingat kembali” adalah tawajuh (menghadapkan diri)
kepada nur zat Allah, tanpa kata-kata. Pada hakikatnya menghadapkan diri
dan mencurahkan perhatian kepada nur zat Allah tiada lurus, kecuali
sesudah Jana’ (hilang kesadaran) yang sempurna. Tampaknya hal ini semula
dikaitkan pada pengalaman langsung kesatuan dengan yang ada (wahdat
al-wujud) .
zikir.
Titik
berat amalan penganut Tarekat Naqsandiyah adalah zikir. Zikir adalah
berulang-ulang menyebut nama Allah atau menyatakan kalimat La ilaha Illa
Allah dengan tujuan untuk mencapai kesadaran akan Allah. para penganut
Naqsabandiyah lebih sering melakukan zikir sendiri, tetapi bagi mereka
yang tempat tinggalnya berdekatan dengan syaikh cenderung iktu serta
secara teratur dalam pertemuan dimana majlis zikir dilakukan. Tarekat
Naqsabandiyah mempunyai dua macam zikir, yaitu:
1.
Zikir Ism al-zat, artinya mengingat nama yang Haqiqi dengan mengucapkan
nama Allah berulang-ulang dalam hati, ribuan kali sambil memusatkan
perhatian kepada Allah.
2.
Zikir tauhid, artinya mengingat keesaan. Zikir ini terdiri atas bacaan
perlahan diiringi dengan pengaturan nafas, kalimat La ilaha Illa Allah,
yang dibayangkan seperti menggambar jalan (garis) memalui tubuh.
Caranya, pertama bunyi La digambar dari daerah pusar terus ke atas
sampai ke ubun-ubun, kedua.
Bunyi
ilaha turun ke kanan dan berhenti di ujung bahu kanan, ketiga, kata
berikutnya illa > dimulai dan turun melewati bidang dada sampai ke
jantung, dan ke arah jantung inilah kata terakhir Allah dihujamkan
sekuat tenaga. Orang yang sedang berzikir membayangkan jantung itu
berdenyutkan nama Allah, dan memusnahkan segala kotoran.
Sebagian ulama menyatakan bahwa zikir anggota tubuh (jawarih ) adalah:
1. Zikir mata dengan menangis
2. Zikir telingan dengan mendengar yang baik-baik
3. Zikir lidah dengan memuji Allah
4. Zikir tangan dengan member sedekah
5. Zikir badan dengan menunaikan kewajiban
6. Zikir hati dengan takut dan mengharap
7. Zikir roh dengan penyerahan diri kepada Allah
Terdapat 7 tingkatan zikir dalam Tarekat Naqsabandiyah:
1.
Mukasyafah, mula-mula zikir dengan menyebut Nama Allah dalam hati
sebanyak 5000 kali sehari semalam. Setelah melaporkan perasaan selama
berzikir, maka syaikh menaikkan zikirnya menjadi 6000 kali sehari
semalam.
2.
Lathaif, setelah melaporkan perasaan yang dialami dalam berzikir itu,
maka atas penilikan syaikh, dinaikkan zikirnya menjadi 7000. Dan
demikianlah seterusnya menjadi 8000, 9000, 10,000 kali sehari semalam.
Zikir tersebut dinamakan lathaif sebagai maqam kedua. Maqam
lathifah-lathifah juga terbagi menjadi 7 macam, yaitu:
a). Lathifah al-Qalbi , zikir sebanyak 5000 kali ditempatkan dibawah dada sebelah kiri dan kurang lebih dua jari dari rusuk.
b). Lathifah al-Ruh, zikir sebanyak 1000 kali di bawah dada kanan, kurang lebih dua jari ke arah dada.
c). Lathifah al-Sirr (1000 kali) dua jari diatas dada
d). Lathifah al-Khofi (1000 kali) diatas dada kanan
e). Lathifah al-Akhfa (1000 kali) di tengah-tengah dada
f). Lathifah al-Nafsi al-Nathiqah (1000 kali) diatas kening
g). Lathifah al-Kull al-Jasad (1000 kali) diseluruh tubuh
3. Nafi Itsbat, 11,000 kali dengan membaca La ilaha Illa Allah
4. Wuquf qalbi
5. Ahadiah
6. Ma’iah
7. Tahlil
7. Tahlil