Thoriqoh Alawiyah
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Oleh
Saepulrohman
Umumnya,
nama sebuah Thoriqoh diambil dari nama sang pendiri Thoriqoh
bersangkutan, seperti Qadiriyah dari Syekh Abdul Qadir Al-Jailani atau
Naqsyabandiyah dari Baha Uddin Naqsyaband. Tapi Thoriqoh
Khalwatiyah justru diambil dari kata âkhalwatâ, yang artinya menyendiri
untuk merenung. Diambilnya nama ini dikarenakan seringnya Syekh Muhammad
Al-Khalwati (w. 717 H), pendiri Thoriqoh Khalwatiyah, melakukan khalwat
di tempat-tempat sepi. Secara ânasabiyahâ, Thoriqoh Khalwatiyah
merupakan cabang dari Thoriqoh Az-Zahidiyah, cabang dari Al-Abhariyah,
dan cabang dari As-Suhrawardiyah, yang didirikan oleh Syekh Syihabuddin
Abi Hafs Umar as-Suhrawardi al-Baghdadi (539-632 H). Thoriqoh
Khalwatiyah berkembang secara luas di Mesir. Ia dibawa oleh Musthafa
al-Bakri (lengkapnya Musthafa bin Kamaluddin bin Ali al-Bakri
as-Shiddiqi), seorang penyair sufi asal Damaskus, Syiria. Ia mengambil
Thoriqoh tersebut dari gurunya yang bernama Syekh Abdul Latif bin Syekh
Husamuddin al-Halabi. Karena pesatnya perkembangan Thoriqoh ini di
Mesir, tak heran jika Musthafa al-Bakri dianggap sebagai pemikir
Khalwatiyah oleh para pengikutnya. Karena selain aktif menyebarkan
ajaran Khalwatiyah ia juga banyak melahirkan karya sastra sufistik.
Diantara karyanya yang paling terkenal adalah Tasliyat Al-Ahzan (Pelipur
Duka).