THARIQAH SANUSIYAH
Sanusiyah adalah gerakan dakwah Islamiyah islahiyah tajdidiyah (memperbaiki dan memperbarui) di atas dasar al-Qur`an dan sunnah yang muncul di Libya dan selanjutnya menyebar ke utara Afrika, Sudan, Somalia dan sebagian negara Islam. Dakwah Sanusiyah berdiri di Libya pada abad tiga belas hijriyah atau abad sembilan belas masehi setelah pendirinya merasakan kelemahan kaum muslimin dan keterbelakangan mereka dari sisi agama, sosial dan pilitik, maka dia mendirikan gerakan tajdid dengan dasar al-Qur`an dan sunnah.
Tarekat Sanusiyah bukan semata-mata tarekat biasa, melainkan ia adalah sebuah gerakan. Gerakan tajdid dan islam. Pengasasnya adalah Syeikh Muhammad Ali as-Sanusi. Syeikh Muhammad bin Ali as-Sanusi telah dilahirkan pada hari Isnin 12 Rabiulawal 1202H/22 Disember 1787M di sebuah tempat yang bernama al-Wasitah, di Mustaghanim, Algeria. Syeikh Muhammad Ali as-Sanusi adalah seorang ulama yang ikhlas dan suka merendahkan dirinya. Oleh itu, beliau telah mencapai kemajuan yang pesat di atas jalan kerohanian. Tarekatnya bebas dari syirik dan khurafat. Beliau menyeru kepada ijtihad dan memerangi taqlid. Syeikh as-Sanusi yang bermazhab Maliki, akan menyalahi pendapat mazhabnya jika ada mazhab lain yang lebih mendekati kepada kebenaran.
PEMIKIRAN DAN KEYAKINAN
1- Syaikh Sanusi terpengaruh dengan Imam Ahmad bin Hanbal, Ibnu Taimiyah, Muhammad al-Ghazali dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dengan gerakan akidah salafiyahnya secara khusus.
2- Syaikh Sanusi terpengaruh oleh gerakan tasawuf sunni yang bersih dari bid’ah dan khurafat seperti bertawasul kepada orang-orang mati dan orang-orang shalih, dia meletakkan manhaj yang menyeluruh untuk mengangkat seorang muslim.
3- Gerakan ini tegas dalam perkara ibadah, zuhud mereka terlihat pada makanan dan pakaian mereka. Mereka menolak minum teh dan kopi serta mengharamkan rokok.
4- Gerakan ini menyeru kepada ijtihad dan membuang taklid, walaupun Syaikh Sanusi sendiri bermadzhab Maliki, dia tidak mengikutinya jika ia menyelisihi yang benar.
5- Gerakan ini berdakwah dengan hikmah dan nasihat yang baik, menjauhi cara kekerasan dan penggunaan kekuatan.
6- Menekankan pentingnya berkarya dengan kedua tangan. Di antara ucapan Syaikh Sanusi adalah, “Banyak hal berharga tersimpan pada pohon yang ditanam dan daun-daunnya.” Dari sini maka pertanian dan perdagangan terlihat menonjol di bumi Libya yang merupakan markas mereka.
7- Jihad yang tiada kenal henti di jalan Allah melawan para penjajah dan orang-orang salibis. Inilah syiar abadi mereka. Dan mereka telah memberikan ribuan nyawa demi berjihad melawan penjajah Italia, semoga mereka adalah para syuhada.
DI ANTARA TOKOH-TOKOH GERAKAN INI
1- Syaikh Muhammad bin Ali as-Sanusi, 1202 – 1276 H/ 1787 – 1859 M, dia adalah pendiri gerakan ini, disebut dengan Sanusiyah nisbat kepada kakek keempatnya.
Syaikh ini lahir di Aljazair, tumbuh di lingkungan ilmu dan takwa, ketika dia menginjak usia dewasa, dia melanjutkan belajar di Universitas al-Qarawain di Marokko, setelah itu dia mulai berkeliling di negeri-negeri Arab demi menambah ilmu. Dia mengunjungi Tunisia, Libya, Mesir, Hejaz dan Yaman kemudian ke Mekkah, di sini dia mendirikan sebuah kelompok di salah satu sudut kota yang kemudian dikenal dengan Sanusiyah.
Syaikh ini menulis hampir empat puluh kitab dan risalah, di antaranya: ad-Durar as-Sunniyah fi Akhbar as-Sulalah al-Idrisiyah dan iqazh al-wasnan fi al-amal bi al-hadits wa al-Qur`an.
2- Syaikh Ahmad asy-Syarif as-Sanusi, lahir 1290 H/1873 M, dia belajar kepada pamannya secara pribadi, dia mengalami lansung penyerangan penjajah Eropa ke utara Afrika dan serangan Italia ke Libya, maka pada tahun 1917 M dia meminta bantuan kepada khilafah Usmaniyah di Turki tetapi tidak direspon. Dia sempat mendukung Mushthafa Kamal Atatruk karena dia mengira bahwa Mushthafa adalah pembela agama seperti yang diisukan dan demi menghadapi serangan orang-orang Eropa, tetapi setelah Syaikh mengetahui hakikat perkaranya, bahwa dia memusuhi Islam maka Syaikh meninggalkan Turki ke Damaskus pada tahun 1923 H, ketika orang-orang Perancis merasa bahwa Syaikh ini berbahaya maka mereka hendak menangkapnya, maka Syaikh segera menyelamatkan diri ke Jazirah Arabiyah.
3- Syaikh Umar al-Mukhtar 1275 -1350 H/ 1857 -1931 M, seorang pahlawan mujahid, singa dari Qairuwan, usia tujuh puluh tahun tidak menghalanginya berjihad melawan penjajah Italia, bertahun-tahun dia melawan mereka yang mempunyai kekuatan sepuluh derajat di atasnya sekaligus dilengkapi dengan persenjataan yang modern pada masa itu, sebelum akhirnya para penjajah itu berhasil menangkapnya dan menjatuhkan hukuman mati atasnya pada hari Rabu 16 September 1931 M